Membicarakan segitiga bermuda memang tidak ada habisnya. Selalu saja ada pembahasan yang menarik tentangnya.
Menurut Wikipedia, Segitiga Bermuda (bahasa Inggris: Bermuda Triangle), kadang-kadang disebut juga Segitiga Setan adalah sebuah wilayah lautan di Samudra Atlantik seluas 1,5 juta mil2atau 4 juta km2 yang membentuk garis segitiga antara Bermuda, wilayah teritorial Britania Raya sebagai titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian Florida, Amerika Serikat sebagai titik di sebelah barat.
Segitiga
bermuda sangat misterius. Sering ada isu paranormal di daerah tersebut
yang menyatakan alasan dari peristiwa hilangnya kapal yang melintas. Ada
pula yang mengatakan bahwa sudah menjadi gejala alam bahwa tidak boleh
melintasi wilayah tersebut. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa itu
semua akibat ulah makhluk luar angkasa.
Teori Apa saja yang bisa menjelaskan Segitiga Bermuda?
Lalu
adakah teori yang dapat menjelaskan tentang segitiga bermuda. Berikut
teori-teori yang menjelaskan tentang ekseistensi keberadaan segitiga
bermuda.
1. Sebuah Argumen dari suatu Perusahaan Asuransi Kapal Laut
Perusahaan
asuransi laut Lloyd’s of London menyatakan bahwa segitiga bermuda
bukanlah lautan yang berbahaya dan sama seperti lautan biasa di seluruh
dunia, asalkan tidak membawa angkutan melebihi ketentuan ketika melalui
wilayah tersebut. Penjaga pantai mengkonfirmasi keputusan tersebut.2. Teori Lorong Waktu
Menurut
beberapa peneliti,mungkin dikawasan ini terdapat sebuah gangguan
atmosfir di udara berupa lubang di langit.Ke lubang itulah pesawat
terbang masuk tanpa sanggup untuk keluar lagi.
Dari misteri “Lubang di Langit” ini membentuk sebuah teori tentang adanya semacam perhubungan antara dunia dengan dimensi lain. lubang di Langit itu dianggap semacam alat transportasi seperti tampak di film Star Trek. Ataukah bentuk Lubang di Langit itu UFO? Orang sering menghubungkan hilangnya pesawat kita dengan munculnya UFO.
Konon
di dasar laut segitiga bermuda terdapat semacam lubang/gua dasar
laut,dulu gua ini memang sungguh ada, tetapi setelahjaman es berlalu,
gua ini tertutup.Arus didalamnya sangat kuat dan sering membuat pusaran
yang berdaya hisap.
kapal raksasa ke dasar lautan?
Kawasan
Segitiga bermuda sering juga disebut sebagai Tongue of the Ocean atau
Lidah Lautan.Lidah Lautan mempunyai jurang bawah laut (canyon).Ada
beberapa peristiwa kecelakaan di sana.
Misteri
lain yang masih belum terungkap adalah misteri Makhluk Laut Sargasso,
yang bukan semata-mata khayalan. Di Lautan Sargasso,banyak kapal yang
tak pernah sampai ke tujuannya dan terkubur di dasar laut.
Mungkin
di area ini sering terjadi badai laut yang mungkin bisa membentuk suatu
pusaran angin yang dapat menyebabkan hancurnya sebuah pesawat terbang
karena terhempaskan.
Apakah Gas Metana adalah teori yang cocok?
Segitiga
Bermuda adalah sebuah fenomena gas akut biasa, demikian tulis
Salem-News.com. Gas alam, sama seperti gas yang dihasilkan oleh air
mendidih, terutama gas metana, adalah tersangka utama di balik
hilangnya beberapa pesawat terbang dan kapal laut. Bukti dari penemuan
yang membawa sudut pandang baru terhadap misteri yang menghantui dunia
selama bertahun-tahun itu tertuang dalam laporan American Journal of
Physics.
Professor
Joseph Monaghan meneliti hipotesis itu ditemani oleh David May di
Monash University, Melbourne, Australia. Dua hipotesis dari penelitian
itu adalah balon-balon raksasa gas metana keluar dari dasar lautan yang
menyebabkan sebagian besar, untuk tidak mengatakan semua, kecelakaan
misterius di lokasi itu.
Ivan
T Sanderson sebenarnya telah mengidentifikasi zona-zona misterius
selama tahun 1960-an. Sanderson bahkan menggambarkan sebenarnya
zona-zona misterius itu lebih berbentuk seperti ketupat ketimbang
segitiga. Sanderson menemukan bahwa bukan saja Segitiga Bermuda tetapi
Laut Jepang dan Laut Utara adalah dua area tempat kejadian misterius
sering terjadi.
Para
Oseanograf yang menjelajah di dasar laut Segitiga Bermuda dan Laut
Utara, wilayah di antara Eropa daratan dan Inggris melaporkan menemukan
banyak kandungan metana dan situs-situs bekas longsoran. Berangkat
dari keterkaitan itu dan data-data yang tersedia dua peneliti itu
menggambarkan apa yang terjadi jika sebuah balon metana raksasa meledak
dari dasar laut.
Metana,
yang biasanya membeku di bawah lapisan bebatuan bawah tanah, bisa
keluar dan berubah menjadi balon gas yang membesar secara geometris
ketika ia bergerak ke atas. Ketika mencapai permukaan air, balon berisi
gas itu akan terus membesar ke atas dan ke luar.
Setiap
kapal yang terperangkap di dalam balon gas raksasa itu akan langsung
goyah dan tenggelam ke dasar lautan. Jika balon itu cukup besar dan
memiliki kepadatan yang cukup, maka pesawat terbang pun bisa dihantam
jatuh olehnya. Pesawat terbang yang terjebak di balon metana raksasa,
berkemungkinan mengalami keruskan mesin karena diselimuti oleh metana
dan segera kehilangan daya angkatnya.
Benarkah Segitiga Bermuda Rumah Dajjal?
Misteri
Segitiga Bermuda kali pertama dipopulerkan tahun 1960-an, termasuk oleh
buku "Segitiga Bermuda'' yang dikarang Mr Charles Berlitz. Kepercayaan
adanya kekuatan jahat di wilayah ini menyebar ke seluruh dunia.
Ada yang mengatakan daerah Segitiga Bermuda memiliki medan gravitasi, yang menyebabkan alat navigasi tak bisa bekerja. Juga berkembang teori, bahwa kapal dan pesawat itu diculik oleh UFO karena melintas di pangkalannya.
Selain itu, lokasi Segitiga Bermuda sebagai pusat bertemunya antara arus air dingin dari Amerika Utara dengan arus air panas dari Afrika -- di Samudera Atlantik diyakini sebagai istana setan. Juga ada yang percaya Dajjal -- iblis yang akan memunculkan diri di hari kiamat -- saat ini berdiam di Segitiga Bermuda itu sampai menjelang akhir zaman.
Bagaimana Penelitian Ilmiah Menjawab Segitiga Bermuda?
Penelitian
ilmiah telah dilakukan dan menghasilkan banyak kesimpulan yang dapat
diurai secara logika. Salah satunya adalah yang telah ditayangkan pada
chanel Discovery & National Geograpic pata tahun 2011.
Dilansir oleh situs Indocropcircles, berbagai peristiwa hilangnya kapal dan pesawat terbang di masa lampau itu diakibatkan oleh gangguan mesin serta alat navigasi seperti kompas. Untuk mengingatkan, kompas dan alat navigasi yang digunakan pada waktu lampau mengandalkan magnet Bumi sebagai petunjuk arah utara dan selatan.
Fakta terkini menunjukkan bahwa dari citra satelit, infra merah dan alat lainnya yang dipakai memantau dan memindai wilayah Segitiga Bermuda, ada pusaran-pusaran lava panas yang jumlahnya cukup banyak dan besar di bawah wilayah laut tersebut.
Dilansir oleh situs Indocropcircles, berbagai peristiwa hilangnya kapal dan pesawat terbang di masa lampau itu diakibatkan oleh gangguan mesin serta alat navigasi seperti kompas. Untuk mengingatkan, kompas dan alat navigasi yang digunakan pada waktu lampau mengandalkan magnet Bumi sebagai petunjuk arah utara dan selatan.
Fakta terkini menunjukkan bahwa dari citra satelit, infra merah dan alat lainnya yang dipakai memantau dan memindai wilayah Segitiga Bermuda, ada pusaran-pusaran lava panas yang jumlahnya cukup banyak dan besar di bawah wilayah laut tersebut.
Pusaran lava
itu menghasilkan gelombang elektromagnet yang kuat, dan mampu mengganggu
alat navigasi dari kapal dan pesawat yang melintas di atas daerah
Segitiga Bermuda tersebut. Ingat, sebagian besar peristiwa hilangnya
kapal dan pesawat terjadi di masa belum adanya alat navigasi canggih
yang menggunakan bantuan satelit.
Hasilnya, pesawat dan kapal tersebut kehilangan arah, kehabisan bahan bakar karena berputar-putar tanpa arah, jatuh atau tenggelam. Kondisi laut di wilayah tersebut yang luas, dalam serta alat evakuasi yang terbatas menyebabkan tak ada korban selamat dapat ditemukan.
Perbandingan yang dapat diamati adalah, bahwa di saat ini hampir tak pernah terdengar kabar mengenai hilang atau jatuhnya kapal dan pesawat di daerah tersebut. Ini disebabkan sistem navigasi yang telah canggih saat ini, menggunakan sistem GPS dan dibantu oleh beberapa satelit yang memandu sistem transportasi.
Hasilnya, pesawat dan kapal tersebut kehilangan arah, kehabisan bahan bakar karena berputar-putar tanpa arah, jatuh atau tenggelam. Kondisi laut di wilayah tersebut yang luas, dalam serta alat evakuasi yang terbatas menyebabkan tak ada korban selamat dapat ditemukan.
Perbandingan yang dapat diamati adalah, bahwa di saat ini hampir tak pernah terdengar kabar mengenai hilang atau jatuhnya kapal dan pesawat di daerah tersebut. Ini disebabkan sistem navigasi yang telah canggih saat ini, menggunakan sistem GPS dan dibantu oleh beberapa satelit yang memandu sistem transportasi.
(Sumber : Science Graphic)